Friday, November 7, 2014

Kursus Mengukir Jepara

Tempat belajar ukir atau kursus mengukir kayu, sekarang ini memang masih sangat jarang. Jika ditelusuri mungkin hanya ada di Jepara dan Bali. Jepara memang dikenal sebagai penghasil produk ukir Di jepara ada beberapa tempat untuk belajar ukir kayu khas jepara. Ada yang dikelola secara pribadi ataupun oleh yayasan. Sedangkan untuk tempat belajar ukir yang disediakan pemerintah, hanya ada di sekolah menengah kejuruan negeri 2 jepara.

produk ukiran jepara jawa tengah
salah satu produk ukiran jepara
Kursus Ukir Resmi
Ditempat kursus ukir resmi atau dikelola oleh yayasan, biasanya biayanya tidak terlalu mahal. Di jepara sendiri, mata pelajaran kriya kayu sebenarnya sudah diselipkan pada siswa sekolah menengah pertama (SMP). Dengan adanya mata pelajaran kriya kayu, siswa sekolah di kota Jepara diajari keterampilan mengukir, seperti mengukir asbak, mengukir figura, membuat patung dan lain lain.

Kursus Ukir Tidak Resmi
Jepara memang dikenal sebagai pusatnya seni ukir kayu. Di sini banyak sekali seniman-seniman ukir yang setiap hari bekerja mengukir kayu. Pengukir dari jepara asli biasanya belajar secara otodidak. Mereka jarang sekali ada yang kursus secara resmi. Cara belajarnya adalah dengan ikut magang, atau nyanggong di tempat pengusaha mebel ukir. Dari belajar di tempat pengusaha mebel furniture itulah, mereka mempraktekan barang-barang pesanan si pengusaha. Bermula dari sedikit-sedikit dan mudah kemudian berlanjut sampai tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Tuesday, November 4, 2014

Beberapa Masalah Dalam Berbisnis Kayu Jati Gelondong

Jepara memang pusatnya mebel furniture kayu. Di kota ini banyak penjual dan produsen mebel furniture dari kayu, khususnya kayu jati. Dunia usaha yang satu ini memang cukup menjajikan. Banyak orang belomba-lomba mesarkan dagangannya. Yang unik, di kota ukir ini banyak juga dijumpai pedagang kayu jati gelondongan. Khusus artikel ini kita akan membahas usaha mebel kayu gelondongan.

penjualan kayu jati gelondong
kayu jati gelondong
Dalam dunia usaha kayu jati gelondongan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Usaha berdagang kayu jati gelondongan harus memiliki modal yang cukup lumayan, mengingat harga kayu jati yang tiap tahun meningkat. Masalah utama berdagang kayu gelondongan, biasanya terletak pada pembayaran. Biasanya pembeli kayu jati gelondong di Jepara membeli dengan cara diangsur atau dicicil. Istilahnya mungkin bukan kredit, tetapi membayar sedikit demi sedikit tanpa bunga dan tanpa jaminan. Hal ini terjadi karena biasanya penjual dan pembeli telah sama - sama tahu satu dengan yang lainnya. Biasanya pembayaran pertama, kedua, dan ketiga lancar. Selanjutnya bayar setengahnya, lalu lama-lama menggantung dan ujung-ujungnya tidak terbayar. Kalau penjual masih mau jalan, terpaksa harus nambah modal lagi untuk melanjutkan bisnis. Penjual biasanya harus mempunyai modal yang berlapis-lapis karena pembeli yang kurang mau disiplin dalam membayar.

kayu jati siap jual ke pengrajin mebelKendala atau masalah kedua, soal mulai terbatasnya hutan jati di jawa khususnya dan di Indonesia umumnya. Penebangan liar terjadi dimana-mana. Pencurian kayu semakin hari semakin menjadi-jadi. Gergaji mesin yang memudahkan penebangan membuat mudahnya penghabisan pohon jati. Memang ada beberapa pihak yang menanam, seperti dinas kehutanan atau perhutani setempat, tetapi banyak juga yang menumbangkan. Sekarang mulai sedikit pohon-pohon jati yang berukuran besar. Bahkan sekarang pohon jati berukuran kecil sudah laku dijual. Banyak pengusaha mebel yang menggunakan kayu belum siap tebang hanya ingin melayani pembeli. Padahal kayu jati muda kualitasnya tidak baik. Hal semacam ini sangat merugikan pembeli mebel furniture.

tempat penjualan jati gelondong di jeparaKendala ketiga, mahalnya biaya transportasi pengangkutan kayu gelondongan. Untuk masalah yang ini sebenarnya ada hubungannya dengan aparat. Sudah menjadi rahasia umum kalau terjadi pungli pada setiap pengiriman kayu gelondongan. Sudah lazim terjadi, kalau banyak aparat yang memanfaatkan para sopir truk pengangku kayu untuk dijadikan penghasilan tambahan. Para sopir-sopir itu harus rela mengeluarkan biaya 'siluman' sepanjang jalan yang dilewati. Sangat lumrah jika tidak punya modal besar, tidak bisa berbisnis kayu jati gelondongan.